A. Pengertian Akulturasi
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau
bisa juga di definisikan sebagai perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang
berlangsung dengan damai dan serasi.
Contoh
akulturasi, saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa,
sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni
Semesta Raya. Contoh lainnya yaitu, baju batik di Indonesia, yang digabungkan
dengan model baju dari luar negri sehingga menghasilkan baju batik modern,
disini budaya batik masih tetap ada namun di inovasikan menjadi batik modern.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Timbulnya
Suatu Proses Akulturasi
Faktor Internal
(dalam), antara lain:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
(kelahiran, kematian, migrasi)
Pertambahan
penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam
masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin
disebabkna berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah
lainnya (misalnya transmigrasi).
2. Penemuan-penemuan baru
a. Discovery: penemuan ide atau alat baru
yang sebelumnya belum pernah ada
b.
Invention : penyempurnaan penemuan baru
c.
Innovation: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong
oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas
ahli atau anggota masyarakat.
3. Pertentangan (konflik) masyarakat
Pertentangan
atau konflik merupakan salah satu sebab terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan. Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Adanya
revolusi atau pemberontakan dalam suatu negara akan menimbulkan perubahan.
Faktor Ekstern (luar),
antara lain:
1. Lingkungan fisik yang ada di sekitar
manusia
Terjadinya
bencana alam, seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, banjir besar, angin
topan, dan semacamnya mengakibatkan masyarakat harus meninggalkan tempat
tinggalnya dan pindah ke tempat tinggal yang baru. Mereka harus menyesuaikan
diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.
2. Peperangan
Peperangan
dengan negara lain dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan karena
biasanya negara yang menang dalam peperangan akan memaksakan kebijakannya
terhadap negara yang kalah.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Melalui
difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih
terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang
menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kebudayaan.
C. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat
Perubahan Sosial
a. Faktor Pendorong:
1. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan
Keinginan untuk maju
2. Kontak dengan kebudayaan lain
3. Sistem pendidikan formal yang maju
4. Toleransi terhadap perubahan-perubahan
5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
6. Penduduk yang heterogen
7. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang
kehidupan tertentu
8. Orientasi ke masa depan
9. Sikap mudah menerima hal baru
b. Faktor-faktor penghambat:
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terhambat
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
tertanam dengan kuat
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
intergrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing
atau sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersikap ideologis
8. Adat atau kebiasaan
A. Pengertian Internakultural
Internakultural
(komunikasi antarbudaya) menurut Stewart L. Tubbs, adalah komunikasi yang
terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (baik dalam
ras, etnik, atau sosioekonomi) atau gabungan dari semua perbedaan ini. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid
Mowlana menyebutkan internakultural sebagai human flow across national
boundaries. Misalnya, dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana
bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan internakultural sebagai interaksi tatap
muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming
Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa internakultural adalah proses
negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan
membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya
internakultural itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di
dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui
simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna
tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu
dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang
tergantung dari persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah
keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak
terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga
kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan
pelbagai cara.
B. Fungsi-Fungsi Internakultural
1. Fungsi Pribadi
Fungsi
pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan identitas sosial
Dalam
proses internakultural terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang
digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui
tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa
itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui
asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b. Menyatakan integrasi sosial
Inti
konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh
setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah
memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan
komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya
antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan
utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda
memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian
komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi
mereka.
c. Menambah pengetahuan
Seringkali
komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan masing-masing.
d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang
kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan
keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu
kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer
dan hubungan yang simetris.
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Fungsi
sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek internakultural di antara
komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi.
Dalam setiap proses internakultural fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih
banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan
peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam
sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b. Menjembatani
Dalam
proses internakultural, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang
yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka.
Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan
sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai
konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
c. Sosialisasi nilai
Fungsi
sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi
menghibur juga sering tampil dalam proses internakultural. Misalnya menonton
tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan
Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya.
C. Prinsip-Prinsip Internakultural
1. Relativitas bahasa
Gagasan
umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan
oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang
tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses
kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal
karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan
bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara
mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa sebagai cermin budaya
Bahasa
mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi
baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan
antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit
komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
(bypassing).
3. Mengurangi ketidakpastian
Makin
besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidakpastian dan ambiguitas dalam
komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidakpastian ini
sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan
perilaku orang lain. Karena ketidakpastian dan ambiguitas yang lebih besar ini,
diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan
untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran diri dan perbedaan antarbudaya
Makin
besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para
partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif.
Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini
mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak
patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan
kurang percaya diri.
5. Interaksi awal dan perbedaan antarbudaya
Perbedaan
antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun
kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan hasil interaksi
Dalam
internakultural seperti dalam semua komunikasi, kita berusaha memaksimalkan
hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989)
mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai
contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan
memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin
menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan
rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat
berbeda.
Kedua,
bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan
meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi.
Ketiga,
kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil
positif. Dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya,
pilihan topik, posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda
tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang menurut anda akan
memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakukan apa yang menurut anda
akan memberikan hasil negatif.
Kesimpulan:
Akulturasi dan
internakultural (komunikasi antar budaya) memiliki relasi atau hubungan yang
saling berpengaruh, karena sesuai dengan pengertian akulturasi yang telah
dijelaskan diatas, akulturasi ini merupakan bagaimana suatu kebudayaan menerima
kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya, proses penerimaan
budaya ini tidak akan terjadi tanpa adanya komunikasi antar budaya, karena
tanpa adanya komunikasi maka tidak akan terjadi yang namanya pertukaran budaya,
dalam komunikasi ini akan terjadi proses saling mempengaruhi antara satu budaya
dengan budaya lainnya, sehingga terjadilah suatu akulturasi pada suatu
kebudayaan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar