Minggu, 18 Maret 2012

fenomena terkait kesehatan mental

Kesehatan mental masuk ke dalam teori psikologi sosial yang di kemukakan oleh Erikson. Menurutnya kesehatan mental adalah metode / usaha-usaha untuk mencapai mental yang sehat, Erikson juga menambahkan beberapa aspek mengenai kesehatan mental yaitu Intelektual, Sosial, Spiritual-Moral, Emosional.
                Melihat dari aspek maka kita lihat dari fenomena yang sedang terjadi, ambiilah contoh mengenai budaya merokok di kalangan remaja. Hal ini selain merusak kesehatan mental anak ini juga akan berdampak buruk pada perilakunya, berikut dampak merokok dilihat dari aspeknya :
-          Intelektual : merokok dapat mempengaruhi pola pikir remaja di karenakan remaja yang merokok akan cenderung berpikir pendek dan mengatasi semua masalah dengan merokok.
-          Sosial : ini mempengaruhi perilaku individu tersebut, individu itu akan cenderung meminta uang jajan lebih untuk membeli rokok setiap hari.
-          Spiritual – moral : dalam hal ini individu akan cenderung melakukan hal yang salah namun bagi dia apa yang dilakukannya adalah benar.
-          Emosional : individu akan cenderung emosi dan cepat marah apabila dia tidak mendapat uang untuk membeli rokok.

Maka itu, di sini peran orang tua amatlah sangat penting karena kesehatan mental di mulai dari manusia terlahir di dunia ini bahkan sebelum terlahir pun saat dalam kandungan kesehatan mental sudah menjadi penting bagi individu itu nantinya.

Referensi : www.google.com


kesehatan mental

Mental adalah hal yang paling penting yang dimiliki oleh setiap individu. Sejak terlahir ke dunia ini mental menjadi salah satu hal atau bagian dari individu yang harus ada dan tercipta dengan sendirinya. Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).
Shoben (dalam Korchin, 1976) menyebutkan istilah penyesuaian integrative (integrative adjustment), yang ditanda oleh pengendalian diri, tanggungjawab pribadi dan sosial, minat sosial yang demokratik, dan ide-ide ideal.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.